Oleh : Defryansyah Amin, M.Psi., Psikolog
Apa yang terbesit di benak anda ketika mendengar kata lebaran ? Tunjangan hari raya? Mudik? Ketupan? Atau lainnya?
Banyak hal yang terbesit ketika kita mendengan kata “lebaran” pastinya. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih banyak tentang esensi dari lebaran yang tidak mungkin terlewatkan, yaitu proses “Maaf memaafkan”
Kita mungkin cukup familiar dengan kata “memaafkan”. Lalu apakah definisi memaafkan itu sendiri?
Enright dan Fitzgibbons (2000) mendeskripsikan forgiveness sebagai sebuah proses, bukan peristiwa tunggal, di mana individu secara bertahap menggantikan pikiran, perasaan, dan perilaku negatif terhadap atau tentang pelaku dengan pikiran, perasaan, dan perilaku yang lebih positif.”
Forgiveness merupakan perubahan motivasi dimana individu mengalami penurunan motivasi untuk memberikan balas dendam, menghindari, serta terdapat peningkatan untuk melakukan hal baik serta keinginan untuk melakukan rekonsiliasi dengan pihak lain. – McCullough, 2008
Esensi dari forgiveness
Memaafkan itu..
Memaafkan bukan..
APAKAH MEMAAFKAN SAMA DENGAN REKONSILIASI?
Banyak orang yang mempertanyakan apakah memaafkan sama seperti rekonsiliasi atau pemulihan hubungan persahabatan dan menyelesaikan perbedaan ke keadaan semula. Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. Salah satu outcome dari memaafkan bisa saja mengembalikan hubungan yang berjarak menjadi dekat kembali. Akan tetapi, tidak selamanya harus mengembalikan hubungan tersebut. Kita bisa saja memaafkan orang yang mungkin sudah tidak ada karena sebenarnya memaafkan itu adalah proses dimana kita menurunkan motivasi untuk balas dendam ataupun memendam emosi-emosi negative di dalam diri kia
Melalui pembahasan singkat ini, bisa kita tarik kesimpulan bahwa..
Aspek apa saja yang dibutuhkan dalam forgiveness
Manfaat memaafkan
DAMPAK FISIK
Faktanya, hasil penelitian mengatakan bahwa jika individu berada dalam kondisi marah terlalu lama, maka beresiko untuk terkena serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya, serta kelemahan imun tubuh (Luskin & Fred, 2002)
DAMPAK PSIKIS
DAMPAK KOGNISI
PROSES MEMAAFKAN
1. Uncovering Phase (Fase Pembukaan)
Meliputi terjadinya konfrontasi terhadap rasa sakit emosional yang terjadi akibat dari peristiwa menyakitkan. Anda akan meningkatkan pemahaman Anda tentang ketidakadilan, dan bagaimana hal itu memengaruhi hidup Anda.
2. Decision Phase (Fase Pengambilan Keputusan):
Individu menyadari bahwa keputusan untuk memaafkan menguntungkan bagi dirinya. Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang apa itu memaafkan, membuat keputusan untuk memilih atau menolak memaafkan sebagai pilihan.
3. Work Phase (Fase Tindakan):
Individu mulai mengalami pembentukan perpektif berpikir yang baru (reframing) akan memfasilitasi empati dan rasa iba, sehingga individu dapat memulai menempatkan dirinya pada posisi pelaku yang mungkin tertekankarena perasaan bersalah, lebih lanjut lagi individu dapat memilih untuk menawarkan beberapa bentuk perasaan dan perbuatan positif pada pelaku.
4. Outcome/Deepening Phase(Fase Hasil/Pendalaman):
Pada tahapan terakhir di mana individu memperoleh kelegaan emosional yang dapat menurunkan emosi negatif terhadap orang lain, sehingga individu secara sadar merasa sembuh, pulih dan penuh dengan emosi positif. Pada fase ini, Anda mungkin menemukan arti dari pengalaman dan mengenali cara Anda bertumbuh
1. Tuliskan siapa orang yg perlu Anda maafkan dan untuk apa Anda memaafkannya.
2. Tuliskan minimal 3 daftar emosi negatif (perasaan tidak menyenangkan) saat ini tentang situasi tersebut.
Lebih baik jika Anda jujur dengan semua perasaan ini, bukan hal-hal baik yang menurut Anda harus dirasakan. Kamu harus MOVE ON dari apa yg sebenarnya kamu rasakan, karena di sanalah kamu berada. Kamu tidak bisa bergerak maju dari tempat kamu ingin menjadi, tapi kamu bisa maju dari tempat kamu berada saat ini.
3. Tuliskan apa saja manfaat dari memaafkan situasi ini.
Biasanya ini akan menjadi kebalikan perasaan Anda saat ini. Kesedihan akan menjadi kebahagiaan, kemarahan akan menjadi kedamaian, berat menjadi perasaan ringan, dan sebagainya. Jika kamu tidak yakin dengan manfaatnya, pilih saja beberapa perasaan baik yang Anda inginkan, untuk memulai (”Damai, ”Kebebasan”, “lebih tenang,”lebih percaya diri”, dll). Mungkin membantu Anda untuk melihat manfaatnya. Jika Anda mampu membayangkan betapa jauh lebih baik perasaaan Anda ketika memaafkan.
4. Afirmasi dalam memaafkan (Forgiveness Afirmation)
Pilih beberapa manfaat yang Anda tulis di langkah ke-3, mana yang paling banyak menarik bagi Anda sekarang, dan tuliskan afirmasi memaafkan termasuk isi manfaatnya. Kemudian Anda mengucapkan kalimat ini (dalam keheningan pikiran Anda) secara perlahan, setidaknya 3x dan kemudian kembali ke Langkah 1, dan lakukan lagi. Teruslah mengulanginya sampai Anda merasa lega.
“Saya memaafkan …….. (siapa) dan saya menerima …… (manfaat dari langkah ke-3 dari memaafkan”.
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Eileen. 2009. The forgiveness Workbook: A step by step guide. United States of America. ISBN 0-9702088-3-9. www.barker-mediation.com
Bono, G., McCullough, M. E., & Root, L. M. (2008). Forgiveness, Feeling Connected to Others, and Well-Being: Two Longitudinal Studies. Palliative Medicine, 34(2), 444–451. https://doi.org/10.1191/0269216304pm904oa
Enright, R. D., & Fitzgibbons, R. P. (2000). Helping clients forgive: An empirical guide for resolving anger and restoring hope. American Psychological Association. https://doi.org/10.1037/10381-000
Forgiveness Information Sheet Therapy by Therapist Aid LLC. 2017. www.therapistaid.com
Martin, William F. (2020). Four Steps to Forgiveness : A way to happiness freedom and success. United Kingdom. ISBN: 9789863591184. www.globalforgivenessinitiative.com
Van Tongeren, D. R., Green, J. D., Hook, J. N., Davis, D. E., Davis, J. L., & Ramos, M. (2015). Forgiveness increases meaning in life. Social Psychological and Personality Science, 6(1), 47-55.
Worthington, E L (2005). Handbook of Forgiveness. New York : Taylor & Francis Group, LLC.